Rabu, 24 Maret 2010

METAFISIKA DAN PENYEMBUHAN ALTERNATIF


keep smiling ki !!! life must go on.

"METAFISIKA" sebuah disiplin ilmu yang bagi sebagian orang mungkin terdengar asing atau aneh. tapi itulah kenyataannya dalam ilmu metafisika kita akan berusaha untuk melogikakan tentang kejadian aneh, ajaib. ke ghaiban atau apapun orang menyebutnya yang terlepas dari penerimaan akal kita.

Metafisika dalam (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?

Aristoteles adalah orang pertama yang memahami sederet persoal­an yang tidak termuat dalam berbagai ilmu pengetahuan (sains), balk yang berkaitan dengan alam (thabi’ah), matematika, etika, sosial, ataupun logika. Dan ia menyadari bahwa ilmu tersebut harus dipisahkan dan mandiri.

Kemungkinan ia adalah orang pertama yang menentu-kan bahwa eksistensi qua eksistensi adalah poros yang padanya berputar berbagai persoalan sebagai aksiden-aksiden (awaridh) dan keadaan. Kemungkinan ia adalah orang pertama yang berhasil menyingkap penghubung dan faktor hubungan persoalan suatu ilmu dengan yang lain dan tolok ukur keterpisahan ilmu-ilmu tersebut dari berbagai persoalan ilmu yang lain adalah yang disebut dengan subjek (maudhuu’) ilmu.
Jelas, permasalahan ilmu ini di kemudian hari menjadi semakin lugs, sebagaimana ilmu-ilmu yang lain serta terdapat tambahan yang cukup banyak. Pembahasan ini menjadi semakin jelas tatkala diadakan perbandingan antara metafisika Aristoteles dengan metafisika Ibnu Sina, terlebih dengan metafisika Shadr al Muta’allihin. Alhasil, Aristoteles menpakan orang pertama yang berhasil menemukan dan menyingkap bahwa ilmu ini (metafisika) merupakan suatu ilmu yang terpisah dan mandiri, dan memiliki posisi khusus di sisi berbagai ilmu yang lain.
Akan tetapi Aristoteles tidak memberikan suatu nama bagi jenis ilmu ini. Kemudian setelah Aristoteles meninggal dunia mereka mengumpulkan berbagai karya dan gagasannya dalam sebuah ensiklopedia. Bagian yang tengah kita bahas sekarang ini, dari sisi urutannya, terletak setelah bagian ilmu alam (fisika), dan dikarenakan tidak memiliki nama khusus maka mereka menamakan pembahasan ini dengan metaphiysika, meta = sesudah dan Physika = fisika (sesudah fisika). Kata metaphysika oleh orang Arab diterjemahkan dengan istilah maa
ba’da ath thabi’ah.
Lambat laun mereka lupa bahwa sebenarnya peletakan nama ini (metafisika) adalah dikarenakan pembahasan ini terletak sesudah pembahasan filsafat fisika dalam buku karya Aristoteles. Kemudian banyak yang mengira bahwa penamaan ilmu ini dengan metafisika, dikarenakan ilmu ini berisikan penibahasan mengenai Tuhan, akal murni, yang kesemuanya itu di luar alam fisika. Oleh karena itu, orangorang semacam Ibnu Sina inengungkapkan keberatannya sebagai berikut:
“Seharusnya ilmu ini disebut dengan profisika (qabla ath thabi’ah) dan bukan metafisika (ma ba’da ath thabi’ah). Karena jika alas alasan bahwa ilmu ini mengandung pembahasan mengenai ketuhanan lalu disebut dengan metafisika, pada dasarnya Tuhan adalah sebelum alam dan fisika, dan bukan sesudahnya.”‘
Kemudian di kalangan orang-orang yang disebut-sebut sebagai filsuf modern, terjadi kesalahan dalam pengertian verbal dan terjemahan, dan hal itu menyebabkan kesalahan arti dan makna. Banyak kelompok orang Eropa yang mengira bahwa kata maa ba`da ath thabi’ah adalah lama dengan maa waraa ‘a ath thabi’ah, dan mengira bahwa subjek ilmu ini adalah berbagai fenomena di luar fisika (alam). Sedangkan yang kita ketahui bersama adalah subjek dan topik ilmu ini mencakup fisika dan nonfisika; apa pun bentuk keberadaan. Alhasil, kelompok filsuf modern ini mendefinisikan ilmu ini secara keliru sebagai berikut, “Metafisika adalah suatu ilmu yang hanya membahas masalah ketuhanan dan berbagai perkara yang terpisah dari alam material.”

sebuah pengalaman pribadi bagiku tapi sesungguhnya meruntuhkan prinsip yang selama ini aku pegang yaitu bersentuhan dengan sesuatu keghaiban atao mistik tapi bagiku lebih enak didengar dengan sebutan metafisika. berawal dari kegalauan hati mencoba untuk mengenang masa waktu sma dulu yang sangat antusias untuk mendengar hal-hal mistis seperti keris akik khodam dan kroni-kroninya namun karena selalu buntu dal;am artian ingin belajar menjadi seperti mereka, mereka yang selalu menjadi pencerita atau pelaku kejadian sedangkan aku hanya selalu menjadi pendengar. hal itulah yang menyebabkan dirijku tak mau lagi berhubungan dengan hal-hal yang berbau mistik. namun dengan kegundahan tersebut aku mencoba mencari hal atau kegiatan yang tak jauh atau masih berhubungan dengan mistik. aku mencoba mencari perguruan atau padepokan akhirnya aku menemukan sebuah perguruan. perguruan ini mungkin biasa-biasa saja tapi bagiku mungkin bisa menjadi batu loncatan untuk mengetahui hal-hal yang ingin aku ketahui dulu meski terlambat tapi enjoy aja. dalam satu tahun aku mempelajarinya akhirnya tanpa sengaja aku mulai merasakan hasil dari latihan-latihan yang selama ini aku lakukan.
konsep-konsep baru mulai aku ketahui tapi ini mungkin dasar bagi mereka-mereka yang sudah jago. meski tidak seperti yang aku pikirkan akhirnya apa yang ku cari kini bergeser menjadi pendalaman pada metafisika dan penyembuhan alternatif. bagi teman blogger yang pengen share soal metafisika dan penyembuhan alternatif isi koment dibawah ini